[FF] L'amour Pie
Minggu, 24 Februari 2013 / 01.12 /
|
First FF on yukinkolopi.blogspot ^^ |
Title : L’Amour Pie (ver.2)
Author : Dee Lopi
Casting : Lee Ji Eun (이지은) Lee Junho
(이준호 )
Jang Wooyoung (장우영)
Lenght : Chapter
Genre : Romance
Song : IU
Basa-basi Author
:
Hi pembaca~ ini fanfic pertama yang
aku publish di blog. Mungkin ada yang bertanya-tanya pada title kenapa terdapat
tulisan ver.2, nah aku mau cerita dikit, nih! (Curhat maksudnya. Hehe)
Sebelumnya
L’amour Pie sudah pernah dibuat sekitar 2 tahun yang lalu untuk mengikuti lomba
fanfic di fb dan berhasil menang. Tetapi kejadian buruk terjadi setelah itu.
Laptop aku yang menyimpan data semua fanfic aku rusak berat sehingga harus
diinstal ulang dan alhasil semua data hilang (termasuk kumpulan MV, foto, dsb.
yg brhub dgn K-pop). Sedih? Ga usah ditanya...
Dan saat aku
cari filenya di inbox fb, ternyata tampilan fb telah berubah sehingga datanya
ga ketemu. Sengsara dah..
Terus kenapa
buat lagi yang sama?
Kenapa ya...,
mungkin karena dulu belum sempat dipublish. Dan aku juga mau banyak orang yang
baca. Tapi sebenarnya ini serupa tapi tak sama. Bahkan bedanya jauh. Seingat
aku dulu ceritanya sedikit berantakan. Terlalu terburu-buru ngejar deadline.
Tapi sekarang kuharap alurnya lebih rapi dari sebelumnya.
Dan dulu itu
belum ada posternya. Kalo sekarang kan, ada tapi simple. Hihi ^^...
Ya uda
deh...Cekidot aja~~ selamat membaca~~
┣┓웃┏♨❤♨┑유┏┥
Hari minggu. Menurutmu apa yang
spesial dihari ini? Orang-orang menunggu hari ini. Mereka rela sibuk selama
enam hari demi bebas dihari minggu. Tempat-tempat rekreasi selalu penuh dihari
ini. Banyak orang lebih bersemangat menyambut hari ini daripada hari esok.
Lalu?
“Setiap hari ini ada diskon 25% di
cafe seberang jalan untuk pembelian 1 box kue!” Wooyoung tiba-tiba muncul.
Ha? Ya! Ini bukan bagianmu. Ini
masih bagianku tahu. Ceritanya kan, aku dulu improv, baru Oppa masuk. Baca
naskah ga sih?!
“Improv-mu kebanyakan. Ditambah tadi
curhat dulu. Sudah, sekarang giliranku. Naga!” Nendang author ㅜㅜ
“Baiklah, ini
saatnya aku tampil. Ini ceritaku. Ini hidupku.” Sambil ngacungkan jempol.
PLAAK!!
-Skip-
##1 부##
Wooyoung memasang earphone di telinganya
untuk mengusir rasa jenuh karena menunggu bus yang tak kunjung datang. Sudah 37
menit ia menunggu di halte tapi tak ada yang datang. Bahkan satu kendaraan pun
tidak terlihat. Ini salahnya hingga ia tersesat. Seharusnya sekarang ia sudah
sampai di Ulsan dan sedang beristirahat di rumah temannya itu. Tetapi selama
perjalanan ia tertidur dengan pulas hingga melewati Ulsan. Saat bangun, ia
sudah berada di daerah yang entah dimana.
“Aish!! Apa benar di sini akan ada
bus yang lewat? Aku sudah berdiri setengah jam lebih tapi tak ada satu
kendaraan pun yang melintas.” Diambilnya handphone dari saku dan menekan nama
terakhir yang dihubunginya.
“Yeoboseyo”
terdengar suara dari seberang.
“Ya, kau bilang akan
ada bus yang lewat. Tapi aku sudah menunggu lebih dari 30 menit tapi tak ada
apaun yang lewat di jalan ini. Apa kau yakin busnya akan datang?”
“Tenanglah.
Tunggu saja sebentar lagi. Sudah kubilang aku pernah kesana. Jadi aku yakin ada
bus yang akan menjemputmu. Wooyoung, sudah dulu ya, aku sedang ada urusan.” Ujar
Junho, temannya. Lalu memutus sambungan.
“Ya!!
Yeob..yeoboseyo?! Aish!!” ia menumpahkan kekesalannya dengan menendang tiang
halte. Lalu tak ada yang bisa ia lakukan lagi selain duduk menunggu dengan kesal.
“Wooyoung!”
dilihatnya lambaian Junho tak jauh dari pintu keluar. “Wah, akhirnya kau sampai
juga bukan?”
“Diam kau.
Apanya yang sebentar lagi. Aku menunggu selama 2 jam 19 menit disana. Dan kau
susah sekali untuk dihubungi. Teman macam apa kau ini.” semprot Wooyoung.
Junho nyengir, “Mian.
Tadi aku ada wawancara kerja. Jadi kumatikan. Hehe..”
“O, neo...lalu
untuk apa aku kesini kalau kau akan bekerja? Siapa yang akan jadi tour guide-ku
nanti? Aku ke sini untuk berlibur bukan untuk menjaga rumahmu.”
“Ya, kau bisa
berjalan-jalan sendiri. Kotaku ini tidak cukup besar, jadi kau tidak akan
tersesat. Kau bisa menghubungiku jika itu terjadi.”
Wooyoung diam.
Ia melihat Junho dengan sinis lalu masuk ke mobil. Padahal awalnya dia kesini
untuk bersenang-senang bersama sahabatnya. Tapi sudahlah, dia bisa berlibur
sendiri. Seperti yang dibilang Junho, kalau ia tidak akan tersesat lagi disini.
Junho hanya bisa
mendesah melihat wajah kesal Wooyoung. Tak tahu lagi apa yang harus diperbuat.
Suara gaduh
mulai terdengar. Dilihatnya jam weker yang berada di meja sebelah tempat tidur.
“Ah, ini masih sangat pagi kenapa berisik sekali.” gerutu Wooyoung.
Terdengar suara
pintu terbuka, “Ya Wooyoung-ah, aku harus pergi bekerja sekarang. Jika kau
keluar nanti jangan lupa membawa catatan alamatku dan tempatku bekerja. Aku
sudah menempelkannya di depan kulkas. Maaf aku tidak bisa menemanimu.” Kata Junho
sembari me-ngecek isi tasnya dan merapihkan pakaiannya. Tapi tak ada taggapan
dari balik selimut. Ia tahu Wooyoung mendengarnya tetapi anak itu terlalu malas
untuk setidaknya bergumam atau mengeluarkan sedikit suara tanda ia mendengar.
Junho tak mau buang waktu, ia akan terlambat kalau harus mengurusi Wooyoung.
Setelah tahu
Junho pergi, Wooyoung membuka matanya dan menyikap selimut. Lalu ia berjalan
keluar dan mengambil sebotol minuman dari kulkas. Ia melihat pesan yang
ditinggalkan Junho. “Cih, dia hanya meninggalkanku ini tanpa membuatkanku
sarapan?! Seharusnya sebagai rasa bersalah ia membuatkanku sarapan.” gumamnya. Wooyoung
melihat isi kulkas. Tak ada apapun disana kecuali setumpuk daun hijau dan tomat
yang biasa dijadikan salad oleh Junho. Dan Wooyoung tidak menyukai kebiasaan
sehat temannya. “Seleranya tetap tidak berubah.”
Akhirnya
Wooyoung memutuskan pergi berkeliling sendiri. Atau mau tidak mau dia harus
pergi sendiri karena Junho bekerja. Ia tidak mau hanya tinggal diam di dalam
rumah karena tujuannya kesini adalah berlibur, bukan jadi penjaga rumah. Begitu
berada di depan gedung, Wooyoung menarik sebuah buku panduan wisata lengkap
dengan peta kota Ulsan.
“Ah, bahkan aku
tidak tahu tempat mana yang akan kukunjungi. Aku benar-benar tidak tahu tempat
ini!” ucapnya sambil mengoyak buku ditangannya. Kembali lagi dibalikkan halaman
bukunya dan disana terdapat gambar sebuah museum lumba-lumba. “Jangsaepo Whale
Museum? Ng? Sedang ada diskon 10% sampai...hari ini! Waah, aku akan kesana.” dengan
senyuman kecil Wooyoung berjalan dan menaiki sebuah taksi.
Wooyoung
mengabadikan setiap objek menarik di museum. Dia sangat menikmati semua yang
ada disini.
Dilihatnya lagi
foto-foto yang telah diambilnya. Wajahnya terlihat puas. “Waa, sangat beruntung
aku ke sini. Banyak foto bagus yang kudapatkan.”
Kemudian ia
berjalan menysuri kota hingga sampai di sebuah taman. Matahari sudah berada di
atas kepalanya. Ini tandanya ia harus mencari makan. Tapi Wooyoung terlalu
asyik mengambil gambar.
Wooyoung’s POV
Tak kusangka
banyak objek menarik disini. Hh..tidak jadi masalah kalau Junho tidak
menemaniku. Malah rasanya lebih bebas berpergian sendiri. Tapi sekarang sudah
saatnya makan siang. Tapi dimana sebaiknya aku mencari makan?
Kuambil secarik
kertas berisi catatan dari Junho tadi. “Toko kue D’Lee Seol?!” gumamku. “Tampaknya
cafe prancis.” Sedetik kemudian aku tersenyum, “Lee Junho, aku akan menemuimu.
Gidalyeo!” kuletakkan kembali kertas itu di kantong. Dan aku kembali mengangkat
kamera sambil mengamati orang-orang, mencari objek yang menarik.
Aku mencoba
mencari objek dari lensa kamera. Kulihat sekumpulan anak bermain didampingi
seorang yeoja. Dan sesaat...aku terpaku. Kucoba melihat secara langsung. Untuk beberapa
saat aku terpana. Dengan segera kurekam apa yang kulihat di dalam kamera. Entah
berapa banyak gambar yang kuambil. Tanganku seakan tidak mau berhenti menekan
tombol. Rasanya ingin mengabadikan setiap ekspresinya. Lewat lensa ini aku bisa
tahu bahwa yeoja itu memiliki kepribadian yang baik.
Tetapi akhirnya
dia sadar kalau aku sedang mengambil fotonya. Aku sedikit terkejut begitu
matanya melihat kearahku. Dengan cepat kualihkan pandanganku berpura-pura
membidik objek lain. Lalu aku melirik ke arahnya. Dia masih melihat kearahku. Aih,
kenapa seolah-olah aku melakukan hal yang salah karena ditatap olehnya?! Aku
tidak melakukan hal yang salah, jadi jangan bersikap aneh. Kalau aku bersikap
aneh, malah nanti disangka penjahat, bukan?!
Kubalikkan badan
menghadap ke arah gadis tadi. Tapi mataku terbelalak melihatnya sudah
dihadapanku. Aku bahkan sempat tidak bisa bernapas. Ekspresinya seperti akan...
“Ya! Duguseoyo?
Daritadi sepertinya kau mengambil foto kearah kami.” kata Yeoja itu.
“M-m-mwo?”
“Jangan kira aku
tidak memerhatikan. Neo hoksi..yugoe ja?”
“M-mworago?
Yu..."
►Play Hold My Hand - IU
✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂ ------- To Be Continued ------ ✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂✂
Label: 2PM, Fanfiction, FF, IU, Lee Junho, Love, Pie, Romance, Wooyoung
OLD / NEW